Pengalaman Pertama Depresi

 

Gw ingat banget saat malam, di tengah kesendirian gw menangis sampai lelah lalu tertidur. Paginya bangun hanya untuk menangis kembali. Lalu mengumpulkan tenaga. Mencoba beraktivitas, pergi kuliah, dan mengerjakan tugas. Namun rasanya tidak punya energi. Sungguh tidak berdaya. Akhirnya kembali ke kasur dan berdiam diri. Terkesan berlebihan? Mungkin, tapi itu yang gw alami saat pertama mengalami depresi.

Saat itu akhir tahun 2009. Sedang mengalami masalah keluarga yang mungkin bagi orang lain biasa aja, tapi bagi gw luar biasa beratnya. Sebagai anak pertama, gw mencoba menyelesaikan masalahnya. Sayangnya yang ada malah ga kuat dan jatuh depresi.

Hal pertama yang gw rasa adalah sedih. Ini sebenernya emosi yang wajar dirasakan saat ada masalah sih, tapi sedih gw berlarut sampai sekitar 1-2 bulan sampai akhirnya muncul gejala depresi lain seperti sering menangis, susah tidur, tidak punya energi, ga minat ngapa-ngapain, sulit konsentrasi, dan keinginan untuk mengakhiri hidup. Dalam pikiran gw, rasanya gw ini hanya menjadi beban keluarga saja, tidak punya masa depan, tidak berharga, tidak berdaya, dan semua hal negatif lainnya. Gw bahas lebih lanjut ya.

Sulit tidur yang gw rasa dulu adalah pas malam badannya udah capek, pas merem kok ga ketiduran. Akhirnya bolak-balik aja kanan kiri. Kadang sambil nangis. Yang bikin lebih capeknya lagi adalah overthinking. Pikirannya negatif semua. Mana udah sepi ga ada yang bisa diajak cerita. Jadi setiap malam adalah derita.

Tidak punya energi, ini pas pagi dateng aja rasanya badan udah ancur. Mungkin karena malamnya juga kurang tidur. Walaupun pas siang sore banyak rebahan, tapi tetap kaya capeknya itu ganggu. Mau aktivitas jadi ga minat, akhirnya kembali mengurung diri. Bisa mandi dan makan aja udah syukur.

Sulit konsentrasi, sebelum kondisi depresi gw semakin berat, gw sempet memaksakan diri pergi kuliah. Di kelas, boro-boro nangkep materi yang disampaikan dosen. Yang ada ngantuk atau malah kadang air mata keluar sendiri. Pas depresi makin berat, akhirnya gw bolos kuliah sampai 3 bulanan kayaknya.

Nah keinginan mengakhiri hidup, ini yang perlu banget diwaspadai. Karena pikiran-pikiran negatif yang bermunculan di kepala, rasanya satu-satunya solusi terbaik adalah udahan aja hidupnya. Gw ga langsung mengatakan ingin melakukan percobaan bunuh diri, tapi lebih ke kalimat seperti "aku capek, pengen udahan" atau "kayaknya kalau aku ga ada lagi, dunia akan lebih baik". Sebenarnya mungkin yang lebih gw inginkan adalah mengakhiri derita, tapi berhubung pikiran ga bisa berfungsi, jadi ga bisa mencari solusi yang lebih baik. Munculah pikiran mengakhiri hidup.

Semua itu gw rasakan gradually, muncul satu per satu dengan intensitas yang awalnya masih ringan, sampai selama 3 bulan makin lama makin berat. Ga banyak yang notice perubahan dalam diri gw ini. Karena gw memang tertutup jadi bingung cerita ke siapa. Hanya ada 1-2 orang teman yang mengatakan gw jadi lamban dan murung, terus mereka ajak gw jalan ke mall, nonton, karaokean, tapi ya di gw yang ada malah tambah capek.

Gw ga peduli orang lain bilang gw lebay apa gimana, yang jelas itu semua nyata terjadi. Entah sesama pejuang depresi merasakan hal yang sama apa nggak, setau gw gejala depresi memang kurang lebih seperti itu. Nanti gw bahas lebih lanjut di post lain deh detailnya. Jadi, depresi itu bukan sekedar merasa sedih. Jauh lebih mendalam dan kompleks. Melibatkan emosi, pikiran, perasaan, perilaku, dan fisik kita. Please jangan sedikit-sedikit bilang "aduh gw depresi banget" kalau kalian sedang merasa sedih sesaat. Mereka yang benar-benar merasakan depresi malah jadi dianggap "ringan" padahal yang mereka alami itu berat.

Itulah pengalaman gw pertama mengalami depresi. Kelanjutannya gw bahas di post berikutnya ya. Gw akan bahas bagaimana gw mencari pertolongan dan keluar dari keterpurukan. See you di next post!

Thanks udah baca ya :)